Fashion Design Graduation: How I Made My Way Up to BEST 30 in Final Project

 


What do you wanna do when you grow up?

Kita semua pasti pernah bermimpi, suatu hari bisa menggunakan baju bagus, menghasilkan karya, membuat sebuah fashion label, dan lainnya. 

Kita ingin ketika kuliah bisa keluar negeri, kalau bisa exchange student yang bisa ke Kanada, atau Swiss. dapet ranking di kelas, 

Ingin jadi orang yang terkenal dengan keahlian fashion design-nya.

Tapi kalau kita kekurangan 1 dari banyaknya faktor yang mempengaruhi, kita dengan pasti dijamin gagal.

Sebelumnya, aku mau cerita tentang bagaimana aku bisa lolos seleksi 30 besar di tugas akhir fashion show tahun ini.

Tahun lalu, seharusnya jadi tahun terakhirku di FJU, bahkan semua SKS yang harus terpenuhi udah aku selesaikan, hanya demi Annual Graduation Fashion Show- ku ini. (disini nama mandarinnya 畢展 aku sebut saja bìzhǎn).

Pada saat itu mimpi ku cuma 1, yaitu bisa lolos seleksi bisa fashion show ke luar sekolah. Mimpi ini ada dalam doa ku setiap pagi. Aku beli buku-buku yang berhubungan dengan bizhan ini. mulai dari cara menggambar fashion, cara design haute couture, buku untuk ide-ide design, kartu pose model untuk fashion drawing (dan sampai sekarang masih ada di lemari)...

Kalau dipikir-pikir saat itu aku belum siap secara mental, finansial, maupun teknikal, (Yup, aku belum tau apakah aku bisa menjahit sebuah design yang bagus dan kualitasnya bagus) tapi apapun yang terjadi aku harus cari cara untuk menyelesaikan bizhan ini. 

Bagian paling mudah menurutku itu menentukan tema dan membuat design. meskipun banyak yang harus dilakukan, mulai dari warna, proporsi, bahan kain, ilustrasi, sampai penyampaiannya secara keseluruhan, harus bisa membujuk para guru untuk memberi nilai bagus.





 Tapi setelah babak pertama lewat.. 

Ternyata ada babak ke-dua yang jauh lebih sulit, yaitu gimana cara merealisasikannya?

Menurutku ini masa-masa paling struggling pada saat itu, 

Aku ga ada banyak teman yang saling support, keluarga juga ngga mungkin kirim uang terus ke Taiwan untuk kita beli kain, designnya antara mau  yang bagus tapi kita susah bikinnya, atau yang gampang dibuat tapi biasa aja design nya?

Berhubung karena dari design diatas guruku bilang gak cukup "WOW", untuk sebuah karya graduation, jadi aku rombak bajunya lebih aneh2 gitu (meski aku ga yakin aku bisa bikinnya.

Lalu ketika hari-hari terakhir menuju babak ke dua, yang dimana kita harus kumpul 2 final design, plus 2 prototype, aku ngga keburu selesaiin bajunya, jadi hari H-1 guruku bilang, "udah kamu ga usah ikut, tahun depan daftar ulang". Terus aku tau, itu emang udah ga keburu,

Jadi aku bilang, "Okay.. aku udah bayar 30K untuk ikut acara ini, kain, buang waktu ngegambar design dan segalanya, ternyata aku harus ngulang setahun lagi."

Waktu rasanya berjalan lambat, sempet terpuruk dan menangis karena merasa nggak berguna, orang tua ku bilang yaudah mau gimana lagi..

Tapi tenang, blog ini bukan untuk menceritakan kesedihan itu ^^

Apa yang harus dilakukan untuk melewati sisa tahun yang kosong?

Alhasil tahun 2020 awal, aku set sebuah goal, yaitu aku mau rubah hidupku, gak boleh bergantung sama orang luar untuk kasih aku semangat, jadi aku harus mulai nyari cara untuk aku tetep disiplin, Jadi bulan Januari aku daftar kelas gym selama sebulan, oke sekarang ada beban, yaitu gimana cara aku bayar gym itu perbulan.

Next, bulan febuari aku daftar graphic design, karena ketika kita butuh uang, yang kita pikirkan itu gimana dalam waktu dekat, dan uang yang minim bisa menghasilkan uang yang banyak, In my case, ngambil project, karena disaat kita ngambil project, kita bakal negosiasi dan tentuin harga dari jasa kita. Di tambah awalnya memang udah ada pengalaman graphic design dikit2 jadi ya let's do this. 

Jadi aku mulai ikut kelas graphic design, aku les selama 4 bulan, lalu langsung ambil case, dapet beberapa kerjaan pertama ku, sampe kira-kira waktu itu kerja 4 pekerjaan plus 1 project.

Capek nya sih nggak kerasa kalau kamu bisa kerjainnya, dan cuma sebagai "part-timer"
tapi mulai kerasa ketika pelan-pelan harus diimbangi oleh kerjaan dan sekolah.

lalu berkurang jadi 3 part-time..

lalu jadi 2 part time.

Tapi ini 2 yang lumayan membantu kegiatan bizhan ku sih, jadi aku rela menghabiskan waktu disini meski pada akhirnya waktu jadi mepet banget ><

Jadi yang pertama company bantal tas untuk Hermes dan Chanel, bos nya wanita karir yang sukses, dan dia backgroundnya banyak tentang design, jadi dia membantu dari proses design ku, yang tadinya "biasa aja" tapi dia bisa kasih tau gimana cara lebih menonjolkan kelebihan designnya.

Sementara yang kedua, company haute couture kemeja pria (meski sebenernya dia cuma konveksi, tapi dia kedepannya mau ke arah branding). Aku kebetulan bisa belajar pattern making dan bisa ngejahit disana..~~

Design dari babak pertama, berkat bantuan bos ku ^^

Awalnya temanya memang tentang perpisahan, bosku bilang bajunya kurang ada emosinya, jadi aku buat jadi lebih ada emosi dan perasaan sakitnya.

Belakangan aku sambil kerjain 2 pekerjaan sekaligus yang ku bilang di atas, babak ke dua harus membuat 2 final dan 2 prototype, jadi aku mulai pergi dari yang company bantal, dan fokus ke company kemeja,

Ini menurutku krusial banget, karena aku juga gak terlalu yakin dengan kemampuan untuk design baju cowok, dan jahit kemeja (karena kemeja banyak detailnya). Tapi untungnya aku selesai 2 kemeja pria 2 celana pria, (untuk liat proses pembuatan bisa di cek di ig @hsiu.rui ya~~)

Aku kerja di company itu hampir tidak ada bayaran, dan aku udah terima itu dari awal perjanjian, paling cuma cukup pas untuk makan, tapi gak cukup buat kehidupan yang lain. tapi itu risk yang aku terima selama disana, yang penting ada tempat untuk aku bisa pake equipment dan kain2nya.

Sebenernya disini sudah keliatan bahwa, 1 kata terpenting dalam kesuksesan adalah "leverage".

Aku saat nggak ada ide design, harus cari orang yang lebih hebat untuk kasih ide, saat nggak bisa jahit, harus cari orang/ master yang sangat ngerti jahit dan struktur, mau ngajarin kamu. 

Saat gak ada kerjaan/uang, kalau bos bisa dan mau kasih kamu tempat untuk kerja/ menghasilkan uang bagus, tapi  kalau pinjem uang adalah hal yang terpaksa harus dilakukan, juga nggak apa-apa. asal kamu bisa kasih tau budget planning kamu berapa, kapan bisa dikembalikan, dan lainnya.

Saat nggak ada kenalan, apalagi sebagai orang yang datang dari Indo, kamu bisa tanya orang yang kira-kira punya banyak koneksi. Tanya bos, bisa bantu kenalin atau negosiasi nggak.

Itu satu hal mengenai leverage, yaitu "pinjem tenaga" orang lain.

Yang kedua mengenai time management, karena aku yakin kita gak kebiasa bikin project sekali langsung banyak. aku tau akhirnya gak mungkin kerja "normal" sambil kerjain bizhan, dimana aku juga mau dapet yang terbaik dari bizhan ini.

Time management is about priority.

Time management itu tentang apa yang "urgent" dan apa yang "penting". kalau kita tau urutan dari dua hal ini, aku yakin kita bisa mencapai semua yang kita harus capai, sekarang masalahnya apa priority kamu?

Disaat itu, meski uang ku nggak banyak, aku bisa bilang priority ku setiap hari, pagi kerja 4 jam, siang kerjain bizhan sampai jam 10 malam, ada yang salah jahit, harus diulang, begitu setiap hari selama berbulan-bulan, nggak ada lagi yang namanya "work-life balance". kamu mau atau nggak mencapai itu semua?

Menurutku sebuah niatan di awal itu penting banget, jadi setiap adik kelasku di fuda yang mau bikin bizhan nanya aku, aku selalu nanya dulu, apakah dia mau masuk seleksi ke fashion show luar sekolah.

Ada juga temanku, orang Taiwan yang sama-sama aku telat 1 tahun karena kita nggak selesai kerjain bizhan tahun lalu. Tapi dia beda sama aku, target dia cuma yang penting lulus, nilai KKM 60 udah bersyukur, sementara aku kalau mau lolos seleksi, harus 80-85. Dia lebih memilih kerja setiap hari full time, gaji orang kantoran biasa, baju jelek atau nggak selesai gapapa, yang penting lulus kuliah, dan dapet ijazah.

Kembali lagi ke prioritas masing-masing orang ya teman-teman~ 

Tapi aku bersyukur banget soalnya tahun lalu ketika covid baru menyebar, aku berhenti dari bizhan, temen2ku mungkin lulus tepat waktu, tapi mereka nggak ada fashion show jadinya, diganti jadi video fashion. Tahun ini 2021, fashion show sekolah tetep lancar diadakan waktu 20 Maret, dan lolos seleksi ke fashion show luar sekolah 9-10 April.

Sekarang, bulan Mei 2021, di Taiwan sekarang lagi mengalami Covid yang agak parah, selama 15 bulan Taiwan cuma 1100 orang yang terkena covid, itu pun lama-lama sembuh, jadi udah nggak pernah ada local case, lalu tiba-tiba beberapa hari ini udah meningkat 33% masuk ke fase siaga 3. Nggak tau kenapa, tapi mukjizat juga ya, apa karena dulu udah berdoa terus tentang fashion show ini ya? hahaha..

Sekian dari saya, semoga kalian dapet inspirasi dari ceritaku di atas ya..~

Improve, be all that you can be.


kalau ada yang mau ditanyakan bisa langsung email ke aku di sherlinwijaya22@gmail,com

Personal IG: @hsiu.rui

Brand IG: @hsiurui_official

Youtube: Hsiu Rui

Komentar

Postingan Populer